AYO
, KALAHKAN DIFTERI DENGAN ORI
Puskesmas Sukomoro ikut serta pada program pemerintah untuk menanggulangi penyakit mematikan Difteri dengan ORI. Outbreak response immunization atau biasa disebut ORI adalah upaya yang dilakukan untuk menanggulangi suatu Kejadian Luar Biasa ( KLB) suatu penyakit dengan pemberian imunisasi. Imunisasi ini tidak hanya di berikan pada balita tetapi pada anak usia 1 hingga 19 tahun. Jadi vaksinasi tidak hanya di distribusikan di Posyadu melainkan disalurkan di beberapa tempat, di Rumah Sakit, Puskesmas dan beberapa sekolah.
Kemarin pagi tanggal 27 November 2018, Puskesmas Sukomoro
melakukan kegiatan ORI yang dilaksanakan
di SMP Sukomoro. Sebelum Tim ORI yang terdiri dari 8 orang anggota berangkat,
Bpak Kapus dr. I Made Dharmayukti memberi pengarahan. “Kita harus semangat
melaksanakan program ini, demi tercapainya Visi , Misi kita , yaitu menciptakan
masyarakat yang sehat,” kata beliau.
Dengan sigap Tim ORI
mengiyakan secara serentak arahan Kapus.
Adapun Tim ORI terdiri dari :
1. Andriana
Gita sebagai koordinator Imunisasi
2. Kadis
Ilyas Suseno sebagai petugas pemenuhan vaksinasi
3. Siti
Kalimah sebagai Koordinator UKM
4. Christin
Susanti sebagai Perawat
5. Efi
Fatmawati sebagai Bidan
6. Ida
Lina N sabagai perawat
7. Liana
sebagai Bidan
8. Bagas
sebagai sopir.
Sebelum melaksanakan ORI TIM memberikan penjelasan
sebentar kepada para siswa. Bu Andriana
sebagai Koordinator menjelaskan, terjadinya KLB difteri sebenarnya sudah di
prediksi. Sebab banyak orang tua yang menyepelekan. Dan mereka mengira itu
merupakan gejala sakit biasa. Padahal, penyakit yang disebabkan bakteri
Corynebacterium diphtheriae itu bisa menimbulkan kematian. Disebut KLB karena
penyakit tersebut sebetulnya dianggap sudah lama musnah, tetapi ternyata muncul
lagi.
Di SMP ini ada 802 anak yang di lakukan ORI. Adapun yang belum terimunisasi karena anak sakit dan tidak masuk ada 1
anak.
Dari
para siswa, ada beberapa anak yang menangis karena takut di suntik. Dengan sabar Tim ORI membujuk mereka, “Masih sakit
di sunat kok, dik,” bujuk Bu Kalim pada
salah seorang siswa lelaki yang seolah – olah marah dan ingin berontak. Tingkah
mereka lucu-lucu, terlihat sekali kalau masih ABG.
Yuk masyarakat Sukomoro, jadilah masyarakat yang
cerdas, lebih baik mencegah daripada
mengobati. Yuk waspada Difteri, Kenali gejalanya sehingga bisa di lakukan
penanganan sebelum menjadi parah.
Semangat....
(l.rose)
0 komentar:
Posting Komentar